Minggu, 28 Desember 2014

Kakao

Budidaya kakao

Budidaya kakao merupakan budidaya pohon kakao yang kelak menghasilkan benih cokelat. Tanaman cokelat (Theobrama cacao L) termasuk familia sterculiaceae, tanaman ini berasal dari hutan-hutan Amerika. Banyak jenis dari tanaman cokelat, akan tetapi jenis yang paling banyak ditanam hanya 3 jenis yaitu jenis Criollo, jenis Forastero,dan jenis Trinitario. Botani tanaman coklat meliputi akar,batang dan cabang,daun,dan buah. Syarat-syarat tumbuh tanaman cokelat secara terperinci adalah faktor tanah dan faktor iklim. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman cokelat memiliki sifat tebal lapisan, banyak mengandung humus, memiliki kadar hara yang tinggi, dan memiliki pH tanah optimum. Iklim untuk tumbuh tanaman cokelat adalah di hutan tropik,sebab pertumbuhannya dipengaruhi kelembababan dan suhu.

Langkah – langkah budidaya kakao

Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit dimulai dari pembuatan benih sampai seleksi bibit cokelat. Pemilihan bibit cokelat dimulai dari induk tanaman cokelat yang kondisinya sehat. Kemudian langkah pembuatan benih cokelat adalah memilih kriteria cokelat yang baik,biji diambil dengan mengunakan alat pemukul sampai terbelah,kemudian benih cokelat diseleksi diambil 20-25 biji,selanjutnya biji dikemas dan disimpan. Setelah biji dipilih kemudian masuk ke tahap pembuatan persemaian,yaitu memilih lokasi persemaian,mempersiapkan tanah,pembuatan bendungan,pelaksanaan persemaian,dan pemeliharaan persemaian. Langkah selanjutnya adalah membuat media pembibitan dengan memindah kecambah benih atau biji yang ada. Benih harus terus dipelihara supaya dapat diseleksi atau dipilih yang baik untuk kebutuhan bibit,dan tahap terakhir adalah pengangkutan bibit. Pengangkutan atau pemindahan bibit harus dilakukan secara hati-hati.

Penanaman
Dalam tahap penanaman dimulai dari penyiapan lahan, melakukan pencegahan erosi, pohon pelindung, menganjir dan melubangi, serta penanaman. Penyiapan lahan tanaman cokelat dapat berasal dari hutan asli atau sekunder,tegalan,bekas tanaman perkebunan,atau dapat berasal dari pekarangan. Lahan mempunyai sifat yang berbeda-beda dan terkadang mudah terjadi erosi, untuk mencegah erosi dapat dilakukan dengan pembuatan teras dan pembuatan saluran drainase. Selain itu untuk lahan kebun yang akan ditanami pohon pelindung diperlukan kegiatan pengadaan bahan tanaman pelindung yang meliputi pohon pelindung sementara dan yang tetap, cara dan waktu tanam pohon pelindung paling lambat satu tahun sebelum tanaman coelat ditanam. Setelah lahan dipersiapkan,tindakan selanjutnya adalah penganjiran dan melubangi untuk menentukan jarak tanam secara tepat. Setelah semua siap masuk ke tahap penanaman,penanaman cokelat dapat dilakukan secara monokultur atau ditanam di sela-sela tanaman utama yang lain.

Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan meliputi penyulaman,penyiangan atau pengedalian gulma,pemupukan dan pemangkasan. Pada prinsipnya penyulaman tanaman cokelat dapat dilakukan sampai tanaman tersebut berusia 10 tahun,sebab umur bongkar tanaman cokelat adalah 25 tahun.

Kemudian dilakukan penyiangan atau pengendalian gulma untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara,hama dan penyakit yang ada,gangguan terhadap tanaman cokelat,dan terjadinya kesulitan dalam pemeliharaan dan panen. Pemupukan cokelat sendiri berdasarkan dari analisis tanah dan analisis daun,pemupukan dapat dilakukan pada tanaman sebelum produksi dan sesudah produksi dengan pupuk organik maupun pupuk . Terakhir yaitu pemangkasan,pemangkasa baik dilakukan pada tanaman cokelat itu sendiri maupun pada tanaman atau pohon pelindungnya

Kangkung

Budidaya kangkung darat
 


Tehnologi Budidaya

Benih
            Pembibitan tanaman kangkung darat bisa dikerjakan dengan cara generatif yakni dari biji maupun dengan cara vegetatif dengan stek pucuk batang. Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar dibutuhkan benihsekitar 10 kg. Varietas yg disarankan yaitu varietas Sutra atau varietas lokal yg sudah menyesuaikan.

Persiapan Tempat
            Tempat terlebih dulu dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur, kemudian di buat bedengan membujur dari Barat ke Timur supaya memperoleh sinar penuh. Lebar bedengan baiknya yaitu 100 cm, tinggi 30 cm serta panjang sama keadaan tempat. Jarak antar bedengan + 30 cm. Tempat yg asam (pH rendah) kerjakan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.

Pemupukan
            Bedengan diratakan, 3 hari sebelum saat tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20. 000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yg sudah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Untuk starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada usia 10 hari sesudah tanam. Supaya pemberian pupuk lebih rata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik lalu diberikan dengan cara larikan disamping barisan tanaman, bila butuh imbuhkan pupuk cair 3 liter/ha (0, 3 ml/m2) pada usia 1 serta 2 minggu sesudah tanam.

Penana
            Biji kangkung darat ditanam di bedengan yg sudah disiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, setiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem penanaman dikerjakan dengan cara zigzag atau system garitan (baris).

Pemeliharaan
            Yang harus di perhatikan yaitu tersedianya air, apabila tak turun hujan mesti dikerjakan penyiraman. Hal-hal lain yaitu pengendalian gulma saat tanaman tetap muda serta melindungi tanaman dari serangan hama serta penyakit.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
            Hama yg menyerang tanaman kangkung diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) serta Aphis gossypii. Sedang penyakit diantaranya penyakit karat putih yg dikarenakan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, pakai type pestisida yg aman gampang terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Pemakaian pestisida itu mesti dikerjakan dengan benar baik penentuan type, dosis, volume semprot, langkah penerapan, interval serta saat aplikasinya.

Panen
            Panen dikerjakan sesudah berusia + 30 hari sesudah tanam, lewat cara mencabut tanaman hingga akarnya atau memotong di bagian pangkal tanaman lebih kurang 2 cm diatas permukaan tanah.


Pasca Panen
            Pasca panen terlebih diarahkan untuk melindungi kesegaran kangkung, yakni lewat cara meletakkan kangkung yg baru dipanen ditempat yg teduh atau merendamkan sisi akar dalam air serta pengiriman product secepat-cepatnya.

Ternak Kroto

Cara Budidaya Kroto (semut merah besar) 

Kroto atau biasa disebut telur kroto umumnya dipakai untuk sebagai pakan burung yang memiliki kandungan banyak gizi yang amat diperlukan untuk menghasilkan burung dengan kwalitas paling baik. Anda pun tahu bahwasanya usaha yang terkait dengan hewan burung yaitu usaha yang didasari dari hoby, bila hoby jadi landasan utama maka duit tak jadi persoalan. Inilah salah satu aspek mendasar kenapa peluang bisnis budidaya kroto ini sangat cerah untuk kedepannya.

Langkah-langkah budidaya kroto

Kita bisa mencari kroto yang ada di pohon sekitar rumah. caranya???
Kendala pertama kali dalam membudidayakan atau ternak kroto adalah ketika harus memindahkan sarang kedalam suatu tempat. Resikonya pasti akan digigit. Banyak sekali dari sekian cerita yang mengalami masalah ini.

Cara Pertama:

  • Potong batang sarang kroto (tentunya akan sedikit mengalami kesulitan).
  • Masukan kedalam karung / plastik / toples dan apa saja yang sekiranya ada celah / lubang udaranya.
  • Siapkan ember plastik besar yang tepi nya sudah di kasih tepung. Supaya kroto tidak bisa naik keatas.
  • Masukan sarang kedalam ember plastik tersebut dengan #catatan harus di buka / buang daun daun beserta jaring jaringnya agar ketika bersarang membuat sarang baru tidak membawa jaring yang lama. Pengalaman kalau tidak di bersihkan nantinya toples akan terlihat kotor.
  • Buat jembatan penghubung antara ember dengan toples dengan menggunakan sapu lidi atau penghubung yang lain (pastinya ada jembatanya) terserah mau pakai apa saja bisa.
Setelah itu tingggal saja, tidak sampai satu hari kroto akan bersarang secara alami.
#Catatan : toples sudah tersedia makanan dan minuman.

Cara ke dua:

Setelah sarang dimasukkan kedalam ember dan sudah di bersihkan dari daun beserta jaringnya. Anda bisa langsung meletakan kedalam toples dengan menggunakan tangan. Tentunya tangan sudah ada pelindungnya.. Tidak sampai menunggu habis kroto di dalam ember.
Bagaimana cara memberi makanan ternak kroto pada media toples. Makanan adalah bagian terpenting dan utama. Salah memberi makan akan mengakibatkan ternak kroto kita akan mengalami perkembangan yang kurang maksimal. Setelah mengetahui apa saja makanan yang harus di berikan kroto. kali ini akan mencoba share cara memberi makanan pada kroto dan sekaligus makanan tidak terbuang. Sehingga kita bisa memantau persedian makanan, apakah kroto mau makan atau tidak. Tentunya untuk melatih kroto untuk mencari atau berburu makanan sendiri walaupun sudah kita siapkan.

Cara memberi makanan kroto
kita bisa buatkan tempat khusus untuk menampung makanan. Tempat makanan bisa terbuat dari botol plastik yang di potong kemudian sisakan sedikit kira kira kurang lebih 2 cm lalu letakkan di atas toples. Dimana penggunaan botol plastik adalah supaya makanan tidak keluar. Kususnya untuk makanan yang berjenis ulat ( hongkong, kandang dll). Untuk makanan yang bisa terbang atau meloncat seperti jangkrik dan belalang bisa di masukan langsung kedalam lubang toples atau bisa juga kita lumpuhkan dulu kemudian di masukan di tempat yang telah kita sediakan.
Kemudian untuk cara memberi makanan yang menggunakan rak toples. Sebenarnya hampir sama seperti cara di atas. Cuma tempat makanan kita letak kan di samping toples. Karena dengan media rak , tempat untuk manaruh tempat makanan sangat luas di banding dengan menggunakan toples dengan tatakan nampan ( tempat sangat terbatas ).

Panen Kroto

Penantian yang menegangkan, karena harus berhadapan banyak kroto. Siap di keroyok oleh gigitan dengan rasa yang sangat perih sekali. Misalkan harus digigit 1 kroto saja, saya kira masih bisa di atasi. Tetapi bagaimana jika jumlah kroto rangrang ratusan bahkan sampai ribuan.

Ternak Kelinci

Cara Budidaya Ternak Kelinci 

Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mula mengenali kelinci saat masa kolonial, padahal di Pulau Sumatera ada satu spesies asli kelinci sumatera (Nesolagus netscheri) yang baru ditemukan

Tahap – tahap budidaya kelinci

Pembuatan Kandang
            Menurut pengalaman yang telah banyak dilakukan suhu idel dari ternak kelinci adalah 21° C, sementara untuk ukuran kandang adalah 200x70x70 cm dengan tinggi alas 50 cm dengan kepadatan untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm. 

Pembibitan
            Pada proses pembibitan maka anda di wajibkan untuk memilih jenis bibit yang harus anda sesuaikan dengan tujuan anda, misalkan jika anda memelihara kelinci untuk mengambil hasil utama berupa bulu maka anda pilihlah jenis kelinci Angora. sementara itu untuk jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan & New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara. Pada tahapan ini anda perlu memilih bibit dengan kualitas terbaik karena pemilihan bibit akan sangat menentukan nasib bisnis ternak kelinci anda. Untuk itulah dalam memilih bibit haruslah di lakukan dengan cara yang seksama mulai dari tingkat kesehatan bibit, fertilitas atau tingkat kesuburan bibit dan umur. Secara umum bibit betina dapat dikawinkan pada saat umur 6-7 bulan, semantara untuk kelinci jantan idealnya pada umur 5-6 bulan.

Pemeliharaan
            Untuk pemeliharaan kelinci tidaklah sulit, sama seperti anda memelihara kambing atau tenak herbivora yang lain. bedanya adalah kelinci sangat riskan mati karena predator, karena biasanya kelinci ketika akan melahirkan maka akan membuat lubang di tanah. Untuk mengakalinya anda harus membuat lubang buatan sehingga tidak sampai membuat lubang di tanah.
Anda juga perlu memperhatikan bagaimana mengatasi berbagai penyakit yang mungkin menyerang seperti bisul, kudis, eksim dll. pemberian pakan tidak ada aturan jelas dan pasti, namun yang terpenting adalah terjadwal sehingga asupan gizi kelinci tidak berkurang.


Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram

Disini kita akan mengulas cara-cara berbudidaya jamur tiram



Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Sehingga tidak heran bila saat ini banyak masyarakat yang mulai tertarik untuk membudidayakan jamur tiram sebagai peluang usaha.

Tahapan Menyiapkan Bibit
Dalam mempersiapkan bibit jamur ada beberapa rangkaian proses yang perlu Anda lakukan, seperti menyiapkan media biakan, pengambilan eksplan, dan inokulasi eksplan yang semuanya membutuhkan ketepatan dan ketelitian. Apabila Anda kurang teliti maka resikonya pertumbuhan miselium tidak bisa maksimal, sehingga kualitas bibit yang dihasilkan juga kurang bagus. Karena itu, bagi Anda yang kesulitan dalam membuat bibit murni (bibit F1) sendiri. Lebih baik Anda membeli bibit jamur F2, F3 atau F4 melalui beberapa supplier yang terpercaya. Misalnya saja seperti di laboratorium mikrobiologi/biologi yang dikembangkan perguruan tinggi atau perusahaan jamur skala besar yang ada di sekitar Anda.

Tahapan Budidaya
Ketika bibit jamur sudah disiapkan, maka tahapan selanjutnya adalah menanam bibit F4 ke media tanam hingga jamur yang dibudidayakan bisa diambil hasil panennya. Cara budidaya jamur tiram yang bisa Anda jalankan antara lain sebagai berikut :

Menyiapkan media tanam
Media tanam yang dapat Anda gunakan untuk membudidayakan jamur adalah substrat berupa serbuk gergaji kayu (80%) yang dicampurkan dengan bekatul (10-15%), kapur (3%), dan air secukupnya (kandungan 40-60%). Campuran media tanam tersebut biasa disebut dengan istilah baglog jamur.

Fermentasi
Tahapan fermentasi media tanam jamur perlu dilakukan sebelum media tersebut digunakan. Fermentasi dilakukan dengan cara mendiamkannya selama 5-10 hari, agar terjadi pelapukan atau pengomposan media yang lebih cepat. Pada proses ini suhu media akan meningkat sampai 70°C, dan selama proses tersebut harus dilakukan pembalikan media setiap harinya agar pelapukan bisa merata ke seluruh bagian media. Proses ini penting untuk mematikan jamur liar yang mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Fermentasi selesai apabila media sudah berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman.

Sterilisasi
Selanjutnya media tanam bisa dimasukan dalam kantong plastik jenis polipropilen hingga mendekati penuh dan pada bagian atas dipasang ring sehingga berbentuk seperti botol atau baglog. Pada bagian ring disumbat dengan kapas dan dipasang penutup baglog agar saat proses sterilisasi (pengukusan atau pengovenan) media tidak kemasukan air. Sterilisasi secara sederhana dapat dilakukan dengan cara mengukus baglog, manfaatkan panas uap air dengan suhu 95-110°C dalam kurun waktu 8 sampai 10 jam.

Inokulasi
Baglog jamur yang sudah disterilisasi selanjutnya dipindahkan ke ruang inokulasi dan didiamkan selama 24 jam unutuk mengembalikan media ke suhu normal. Ruang inokulasi harus steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Apabila suhu media telah kembali normal, maka proses penanaman bibit jamur bisa dilaksanakan. Ambilah botol bibit F3, semprotkan alkohol ke botol tersebut lalu panaskan mulut botol di atas api spritus hingga kapas pada tutup jamur terbakar, lalu matikan apinya. Kemudian penyumbat kapas dibuka dan bibit diaduk dengan menggunakan kawat yang sudah disterilkan diatas api. Terakhir, masukan bibit jamur sekitar 10 gram ke baglog hingga lehernya penuh, dan tutup kembali dengan kapas.




Inkubasi
Tahapan kelima yaitu inkubasi atau pemeraman agar bibit jamur yang telah ditanam segera ditumbuhi miselium. Idealnya ruang inkubasi yang dibutuhkan memiliki suhu sekitar 24-29°C, tingkat kelembapan 90-100%, intensitas cahaya 500-1.000 lux dan sirkulasi udara 1 sampai 2 jam. Umumnya pertumbuhan miselium hingga merata membutuhkan waktu 15-30 hari di ruang inkubasi, apabila miselium sudah tumbuh merata maka baglog jamur sudah bisa dipindahkan di kumbung jamur untuk dibudidayakan.

Budidaya di kumbung jamur
Bila baglog jamur telah ditumbuhi miselium secara merata, itu artinya jamur tiram siap untuk dibudidayakan. Lubangi baglog di beberapa tempat dengan menggunakan silet atau pisau yang sudah disterilkan. Biasanya jamur tiram akan tumbuh setelah 1 sampai 2 bulan ditempatka di kumbung jamur. Lakukan penyiraman untuk menjaga kelembapan kumbung jamur, idealnya pada bisnis budidaya jamur tiram penyiraman bisa dilakukan hingga 3 kali sehari yaitu pada waktu pagi, siang, dan sore. Selama satu periode tanam, jamur tiram dapat dipanen 4-8 kali disesuaikan dengan kondisi yang ada disekitar kumbung jamur.


lidah buaya

CARA BUDIDAYA TANAMAN

Disini saya akan membahas tentang budidaya tanaman LIDAH BUAYA



Lidah buaya merupakan tanaman yang serba guna. Lidah buaya bisa kita manfatkan dalam kehidupan sehari-hari baik sekala rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri pabrik. Untuk kebutuhan rumah tangga lidah buaya bisa kita manfaatkan untuk pengobatan berbagai macam penyakit seperti penyakit mag (lambung), penyembuh luka, atasi luka bakar, untuk mengatasi herpes (dompo), atasi ketombe dll. Bisa juga kita gunakan sebagai bahan minuman segar seperti nata de coco.
Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga lidah buaya tidak perlu dibudidayakan secara luas dilahan, tetapi cukup memanfaatkan lahan pekarangan saja dan kita budidayakan dalam polybag. Oleh karena itu kali ini saya akan sedikit mengulas tentang budidaya lidah buaya dalam polybag.

Ukuran Polybag
Sebenarnya ukuran polybag yang digunakan semakin besar akan semakin bagus untuk pertumbuhan tanaman. Akan tetapi semakin besar polybag akan semakin tidak efisien karena kita harus mengeluarkan biaya yang lebih besar baik untuk membeli polybag maupun untuk membeli media tanam. Menurut pengalaman maspary ukuran polybag yang paling minim bisa kita gunakan untuk budidaya lidah buaya adalah dengan diameter 20 cm.

Media Tanam
Media tanam untuk memenuhi kebutuhan hidup lidah buaya yang terbaik adalah tanah yang poros, oleh karena itu tanah yang akan kita gunakan untuk media tanam sebaiknya dicampur pasir. Perbandingan antara tanah, pupuk kandang dan pasir bisa kita gunakan 1 : 1 : 2.

Cara Penanaman
Cara penanaman lidah buaya cukup mudah tinggal kita ambil bibit lidah buaya (anakan lidah buaya yang masih kecil) lalu kita tanam seperti tehnik menanam tanaman yang lain. Kuncinya jangan terlalu dalam karena akan membuat bibit menjadi busuk dan jangan terlalu dangkal karena bibit akan roboh.

Pemupukan
Dari pengalaman maspary pemupukan bisa dilakukan dengan NPK atau pupuk oganik saja. NPK bisa diberikan dua minggu sekali dengan dosis 2 gr/ polybag. Jika menggunakan pupuk organik sebaiknya menggunakan pupuk organik cair saja.

Penyiraman
Tanaman lidah buaya tidak memerlukan air yang terlalu banyak. Pemberian air yang terlalu banyak justru akan membuat tanaman lidah buaya akan membusuk. Penyiraman dimusim kemarau (tidak ada hujan) cukup sehari sekali saja. Sedangkan di musim hujan tidak perlu penyiraman.

Penempatan/ Pencahayaan
Lidah buaya memerlukan cahaya dan panas yang penuh sepanjang hari oleh karena itu lidah buaya harus kita tempatkan pada lokasi yang lapang dan tidak terhalang. Dengan penempatan seperti itu lidah buaya akan mendapatkan cahaya dan panas yang cukup.

Panen
Panen perdana untuk lidah buaya bisa dilakukan setelah umur 6 bulanan. Pemanenan dengan cara memetik dengan pisau pada helaian lidah buaya yang paling tua (daun yang paling luar).


Aplikasi Pupuk pada Tanaman

Cara Aplikasi Pupuk pada Tanaman



Larikan
            Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.

Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
            Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.

Pop Up
            Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.

Penugalan
            Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.


Fertigasi
            Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.

Cara Panen

Panen adalah pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budi daya ikan atau berbagai jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, alga/gulma laut, dan hasil hutan (kayu maupun non-kayu).
Secara kultural, panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan festival dan perayaan lain.
Panen pada masa kini dapat dilakukan dengan mesin pemanen seperti combine harvester, tetapi dalam budi daya yang masih tradisional atau setengah trandisional orang masih menggunakan sabit atau bahkan ani-ani. Panen tanpa mesin merupakan salah satu pekerjaan dalam budi daya yang paling memakan banyak tenaga kerja. Kegiatan ini dapat langsung diikuti dengan proses pasca panen atau pengeringan terlebih dahulu.

METODE PEMANENAN

Pemanenan keseluruhan
Yaitu mengambil seluruh bagian tubuh individu suatu organisme sehingga individu tersebut tidak lagi hidup. Pemanenan jenis ini adalah yang paling umum dilakukan di berbagai aktivitas pertanian. Pada aktivitas budi daya tumbuhan semusim, pemanenan mencabut akar tanaman dari tanah sehingga tanaman kehilangan akses terhadap nutrisi dari tanah. Setelah itu, tanaman diproses untuk diambil sebagian tubuhnya saja atau seluruhnya.
Pada praktek peternakan yang menghasilkan daging, hewan disembelih sehingga tidak dapat melanjutkan hidupnya. Daging hewan dibersihkan, dipisahkan dari bagian yang tidak diinginkan, dan dipotong berdasarkan jenisnya (untuk hewan besar) sebelum dijual. Pada hewan kecil seperti ikan teri dan lele, seluruh bagian ikan adalah yang dijual.
Pada praktek kehutanan, pemanenan keseluruhan yaitu memotong pohon dari pangkal batang yang dekat dengan tanah. Namun beberapa jenis pohon mampu tumbuh kembali dari sisa batang dan akar yang ada (terubusan).

Pemanenan sebagian
Pada praktek budi daya tumbuhan menahun seperti kelapa sawit dan karet , yang dipanen bukanlah seluruh bagian tanamannya, melainkan bagian yang dimanfaatkan. Pada kelapa sawit, yang diambil adalah buahnya. Dengan mengambil buahnya saja, pohon tidak mati. Begitu pula dengan pohon karet yang diambil hanya getahnya. Umumnya tanaman perkebunan hanya dipanen sebagian.

Pada praktek peternakan domba, yang dipanen adalah rambutnya (wool) dan domba tetap dipelihara sampai rambutnya tumbuh kembali. Pada sapi susu, yang dipanen adalah susunya. Sapi susu hanya akan menghasilkan susu setelah melahirkan anak pertama.

Bertani Organik

BERTANI organik tidak boleh sembarangan atau asal-asalan. Tetapi, harus mengikuti sejumlah standar yang sudah ditentukan. Berkaitan dengan standar pertanian organik, ada tiga kategori yang harus ditaati pelaku, yakni harus dilakukan, boleh dilakukan, dan tidak boleh dilakukan. Standar tersebut berlaku untuk semua proses dan perlakuan, serta bahan yang dibutuhkan dalam bertani organik.

Lokasi
            Lokasi harus bebas dari kontaminasi pupuk kimia dan pestisida kimia. Dalam hal lokasi, bertani organik boleh dilakukan di dalam rumah kaca/kassa (green house) atau di luar rumah kaca/kassa. Sedangkan yang tidak boleh dilakukan penentuan lokasi yang bisa mengganggu, merusak, atau bertentangan dengan lingkungan.

Pemupukan
            Harus menggunakan pupuk organik, seperti kompos, pupuk alami (pupuk kandang, guano, limbah tanaman dll), abu, dan batuan alam (rock phosphat, kapur, dolomit ,dll). Meski demikian, masih dibolehkan menggunakan pupuk cair/mikroba asalkan tidak mengandung bahan kimia anorganik. Untuk mempertahan kesuburan dianjurkan memakai rotasi tanaman dan konsep konservasi tanah. Yang dilarang adalah menggunakan pupuk buatan/kimia. Selain itu, pemupukan tidak boleh memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Pupuk alami yang digunakan tidak boleh secara langsung, harus melalui proses dekomposisi dahulu.

Benih/bibit tanaman
            Benih dan bibit tanaman yang digunakan harus sehat. Benih harus bebas dari pestisida kimia. Sedangkan bibit tanaman yang diberi perlakuan dengan pestisida kimia tidak dapat digunakan. Umumnya benih yang dijual di pasar menggunakan insektisida/fungisida. Karena pengaruhnya sangat sedikit, benih tersebut dapat digunakan. Bila memungkinkan, sebaiknya benih diproduksi sendiri. Bibit tanaman yang menggunakan insektisida atau fungisida tidak boleh digunakan. (Keterangan: benih adalah biji tanaman yang disiapkan untuk ditanam. Sedangkan bibit adalah benih yang sudah tumbuh atau bagian tanaman yang disiapkan untuk ditanam).

Penyemaian
            Proses persemaian harus bebas dari pengaruh pupuk kimia, pestisida kimia, atau zat pengatur tumbuh (ZPT). Benih dapat ditanam langsung atau disemai terlebih dahulu. Tidak boleh menggunakan bahan kimia anorganik apa pun, termasuk zat pengatur tumbuh (ZPT).

Penanaman
            Boleh ditanam di dalam rumah kaca/kassa atau ditanam di luar ruangan. Waktu tanam, jarak tanam, dll., sebaiknya dicatat secara tertib.

Pengairan
            Air yang digunakan harus bebas dari pengaruh pupuk dan pestisida kimia. Harus didukung oleh sistem irigasi yang memadai. Air untuk penyiraman dapat menggunakan air limbah peternakan. Akan lebih baik lagi kalau air limbah peternakan tersebut dimatangkan terlebih dahulu. Dalam proses pengairan / penyiraman tidak boleh ada tambahan unsur hara yang berasal dari pupuk buatan/kimia.

Pemeliharaan tanaman
            Pemeliharaan tanaman berupa penyiangan harus secara fisik atau manual, penunasan, dan penjarangan tanpa bantuan bahan kimia. Penambahan bahan organik setelah tanam dapat dilakukan. Penggunaan plastik mulsa dan naungan boleh dilaksanakan Penggunaan bahan kimia berupa pupuk dan pestisida tidak boleh dilakukan. Perawatan tanaman tidak boleh berdampak negatif terhadap lingkungan

Pengendalian OPT
            Perlindungan tanaman harus bebas dari penggunaan pestisida kimia. Harus menggunakan beberapa cara dalam melaksanakan Integrated Pest Control (pengendalian hama terpadu), antara lain mengatur aerasi, multiple cropping, rotasi tanaman, pengembangan predator, dll. Untuk menjaga agar hal ini benar-benar dilaksanakan, harus ada pelatihan secara periodik. Penggunaan cara pengendalian ini harus memenuhi “enam tepat” yakni tepat jenis, waktu, dosis, konsentrasi, cara, dan alat aplikasi.


Kamis, 25 Desember 2014

cara merawat tanaman

Cara Merawat tanaman pada pot sendiri memiliki aturan-aturan tertentu dan tidak asal-asalan, Sebenarnya cara merawatnya pun tidak sulit hanya saja harus memiliki ketelatenan yang cukup agar tanaman yang kita tanam dan rawat tetap tumbuh dengan baik dan benar.
Tanaman sangat tergantung pada penyiraman, khususnya tanaman dalam pot. Apabila penyiraman terlambat, maka tanaman akan cepat layu dan akhirnya mati karena penguapan dari sel-sel di dalam tanaman. Sedangkan jika kelebihan penyiraman akan tidak baik juga, karena dapat menyebabkan akar tidak dapat bernapas dan menjadi busuk. Berbeda halnya apabila kita menanam tanaman langsung di tanah terbuka, meskipun kekurangan air masih dapat bertahan sebab dalam tanah masih banyak cadangan makanan dan air.
Berikut Beberapa Cara Merawat Tanaman

Penyiraman Tanaman
            Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Ketika menyiram tanaman, usahakan mengenai semua bagian tanaman, terutama daun-daunnya. Hal ini supaya tanaman kelihatan segar, dan sebaiknya menggunakan semprotan agar air yang mengenai tanaman dapat berupa butiran-butiran halus yang tidak merusak tanaman. Bila tanaman diletakan di dalam ruangan tanaman tidak memmerlukan banyak air sebab di dalam ruangan penguapannya sedikit dan bila diletakan di luar ruangan banyak memerlukan air sebab di luar banyak terjadi penguapan.
Pemupukan 
           
Pada Tanaman Berhubung setiap tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda-beda antara jenis tanaman satu dengan yang lain maka dosis pemberian pupuk pun berbeda-beda. Sesuaikan pemberian pupuk menurut dosis yang telah ditentukan pada kemasan pupuk yang ada. 
Pemangkasan
           
Manfaat pemangkasan bagi tanaman hias sangat banyak sekali dampaknya, diantaranya yaitu: Agar cabang tanaman beraturan sehingga mempercantik penampilan tanaman. Pertumbuhan batang dan bunga akan terlihat kompak. Dapat memicu munculnya bunga-bunga baru sehingga meningkatkan pesona tanaman. Agar terhindar dari hama dan penyakit, karena dapat memutus siklus hama. 

Repotting
           
Repotting adalah penggantian media tanam, hal ini dilakukan tentunya pada media tanam yang ada di dalam pot karena apabila tidak diganti maka pertumbuhan tanam akan terhambat. Hal itu disebabkan karena kedia tanam sudah terlalu masam atau akarnya yang sudah memenuhi pot. Penggantian media tanam untuk tanaman tahunan dilakukan 9-12 bulan sekali, sedangkan untuk tanaman musiman dilakukan 3-4 bulan sekali. Waktu penggantian media tanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, apabila siang hari lakukan ditempat yang teduh.